Selasa, 17 Mei 2011

Sehat dengan Tidur, Teknik Memperpanjang Umur dan Obat Awet Muda

Kabar baik bagi mereka yang hobi tidur. Studi teranyar mengatakan bahwa 
mereka yang hobi "Tidur" justru akan hidup lebih lama. Penderita apnea 
alias gangguan tidur berisiko cepat mati daripada mereka yang bisa nikmati
 tidur lelap, demikian ungkap jurnal Sleep. Gangguan tidur ini misalnya
gangguan napas saat terlelap seperti mendengkur.

"Memang bukan kondisi yang langsung membunuh secara akut. Ini 
adalah gangguan yang sifatnya menggerogoti kesehatan pelan-pelan,
" jelas Dr. Michael J. Twery, direktur National Center on Sleep
 Disorders Research.

Orang dengan gangguan tidur menderita dalam jangka waktu lama,
berjuang untuk bisa tidur lelap. Ini terjadi malam demi malam, minggu 
demi minggu dan seterusnya. Ada sekitar 12-18 juta orang Amerika 
menderita apnea. Mereka susah bernapas saat tidur karena saluran 
udara bagian atasnya menyempit atau bahkan tertutup saat tidur. 
Akibatnya udara sulit menjangkau paru-paru. Dalam beberapa kasus 
bahkan ada yang berhenti bernapas selama beberapa detik atau menit, 
lalu terbangun mendadak. Biasanya mereka yang mengalami ini adalah
 para pendengkur.


Tak Beraturan

"Tidak selamanya saat berhenti bernapas kita langsung bangun," 
kata Tweery. Penderita apnea ini bisa mengalami 4-5 kali siklus 
terbangun dan tidur lagi dalam semalam, juga tidur REM (rapid eye movement). 
Pada pola tidur yang normal terjadi kontrol hormon, metabolisme dan stres. 
Jika polanya tidak normal seperti yang dialami penderita apnea, berarti
kontrol ketiganya juga tidak beraturan.

Pasien apnea juga berisiko terkena gangguan jantung, tekanan 
darah tinggi, stroke,dan diabetes. Studi ini berdasarkan analisa 
Wisconsin Sleep Cohort terhadap 1.522 lelaki dan perempuan 
berusia 30-60 tahun. Angka rata-rata kematian penderita apnea 
adalah 5,54 dan 5,42 per 1000 orang. Ini adalah duakali lipat dari 
orang tanpa gangguan tidur.


Begadang Memicu Kanker Prostat dan Payudara

Lagu "Begadang Jangan Begadang" -nya Rhoma Irama nampaknya 
ada benarnya. Begadang bukan hanya tak ada gunanya, tapi juga 
memicu kanker. Kenapa bisa begitu? Badan kesehatan dunia WHO 
baru saja mengeluarkan surat rekomendasi kepada begara anggota PBB 
untuk menilik kembali peraturan shift malam warganya.




Sel Rusak


Sebuah riset yang berlangsung dari 1987 oleh ahli kanker Steve Richards 
menunjukkan korelasi antara kerja malam dan kemungkinan menderita kanker. 
Orang-orang yang bekerja di malam hari hingga subuh atau pagi hari 
ternyata memiliki ketidakseimbangan hormon yang akhirnya mempengaruhi 
sistem kekebalan tubuh khususnya pada perkembangan sel-sel rusak yang 
seharusnya dihancurkan oleh sel-sel imun.


Pada tubuh normal, yakni waktu kerja pagi-sore, siklus metabolisme tubuh 
akan meningkat di pagi hari dan mulai menurun hingga malam hari. Saat 
seseorang memaksakan untuk terjaga di malam hari, tubuh akan memompa 
darah sebanyak mungkin dan mendorong sistem imun untuk meningkatkan 
sel-sel kekebalan tubuh seperti sel T dan CD4. Bila "pemaksaan" ini 
dilakukan satu-dua kali, tubuh masih dapat memberikan toleransi tetapi 
saat menjadi kebiasaan, siklus tubuh yang diatur oleh jam biologis otak 
(circadian time clock) akan berubah dari default (pagi-sore) menjadi sore-pagi.
Ini membuat kekebalan tubuh menurun di pagi hari dimana bibit penyakit 
dan bahan-bahan karsinogenik bertebaran di udara akibat perubahan suhu 
dan angin. Hasil riset ini dipublikasikan dalam The Lancet Oncology bulan ini.


Tidak ada komentar:

Posting Komentar